Masa Lalu itu untuk di kenang bukan di binasakan. Sekalipun itu memalukan, menyesatkan karna seburuk-buruknya masa lalu, kita gak bisa pungkiri mereka adalah bagian sejarah dalam hidup kita. Bahwa kita pernah mengalami jatuh bangun, sejarah mencatat semuanya dan membungkus dalam kotak bernama memori. Tempatkan mereka di hati sebagai reminder kita dalam melangkah kedepan. Yang baik jadikanlah kenangan indah, yang buruk jadikanlah pelajaran berharga. Seorang teman bicara, "Del, gue mampir ke blog lo dan tanpa sengaja keasikan baca yang lama-lama. Kenapa gak dihapus aja?. Lo gak takut kalau kebaca temen-temen baru?" Hmmmm masa lalu kan bukan tato yang ketika berhijrah kita harus hapus itu tato. Lagian selama kenangan-kenangan pahit bukan lah aib, selama itu juga aku tidak merasa terganggu bila di publish. Perihal teman baru, biarlah...... Aku tidak perduli dengan penilaian orang. Karena aku hidup bukan sekedar untuk membuat orang lain terkesan. Dengan membagi kis
Al-AQSHO Family Rasanya baru kemarin menjajaki awal 2018. Baru kemarin bercerita tentang awal bergabung dengan YISC Al Azhar dan bertemu dengan keluarga baru Al-Aqsho. Dan sekarang sudah berada di akhir smester masa pendidikan kami. Sudah waktunya memilih untuk melanjutkan masa pendidikan satu smester lagi atau menyudahinya. Apapun pilihan kalian yang pasti tali silahturahmi ini jangan pernah putus ya teman... Rihlah Pertama Al-Aqsho Menjadi bagian dari keluarga besar Al-Aqsho itu adalah takdir Allah yang indah, aku merasa beruntung bisa dipertemukan dengan mereka, banyak orang-orang hebat dan mengispirasi disana yang insya Allah Soleh dan Soleha Amin. Meskipun perkenalan kami baru berumur 6 bulan tapi insya Allah bisa memberi manfaat satu dan yang lainnya. Di Al-Aqsho juga aku pertama kali merayakan buka puasa bersama saudara-saudara di Panti loh.. Hal yang paling bikin excited banget sampe rempong-rempong nya pun aku suka :D Poknya pengalaman bergharga deh bisa ber