Langsung ke konten utama

Don't Remove Your Past

Masa Lalu itu untuk di kenang bukan di binasakan. Sekalipun itu memalukan, menyesatkan karna seburuk-buruknya masa lalu, kita gak bisa pungkiri mereka adalah bagian sejarah dalam hidup kita. Bahwa kita pernah mengalami jatuh bangun, sejarah mencatat semuanya dan membungkus dalam kotak bernama memori. Tempatkan mereka di hati sebagai reminder kita dalam melangkah kedepan. Yang baik jadikanlah kenangan indah, yang buruk jadikanlah pelajaran berharga. Seorang teman bicara, "Del, gue mampir ke blog lo dan tanpa sengaja keasikan baca yang lama-lama. Kenapa gak dihapus aja?. Lo gak takut kalau kebaca temen-temen baru?" Hmmmm masa lalu kan bukan tato yang ketika berhijrah kita harus hapus itu tato. Lagian selama kenangan-kenangan pahit bukan lah aib, selama itu juga aku tidak merasa terganggu bila di publish.  Perihal teman baru, biarlah...... Aku tidak perduli dengan penilaian orang. Karena aku hidup bukan sekedar untuk membuat orang lain terkesan. Dengan membagi kis

[FF] Where is Love Part II

terakhir pas junho nganterin youngsun pulang ke rumah ya..
yukk disambung..


"Nee, nado gomawoyo non na chuattemune" junho masuk ke mobilnya dan pergi meninggalkan youngsun termenung di depan rumahnya.
"Kajima Kajimalago.." Seseorang berbisk ke telinga youngsun mengagetkannya.
"Ohh wooyoung OPPA... Hisshh" teriak youngsun.
"Yaak uri dongsaeng sekarang berpacaran yahh? Hmmm " wooyoung menggoda.
"Aniyoo chingu oppa, chingu.. Lalu apa yang oppa lakukan disini" youngsung mengalihkan pembicaraan.
"Oppa bertemu klien, tapi malas kembali ke kantor begitu lewat sini aku berfikir untuk mampir minum kopi.
Tapi kau belum pulang padahal sudah hampir sore.. Hmmmm" wooyoung menatap youngsun curiga.
"Ahh oppa ayok aku buatkan kopi" youngsun cepat mendorong wooyoung untuk masuk kerumah.

Mereka minum kopi bersama, youngsun menjelaskan kalau tadi hujan jadi pulang agak terlambat, maaf membuat wooyoung sudah menunggu lama di teras rumah.
"Youngsun benar semalam bertemu teman dongmi eoni?" Wooyoung mulai bertanya, youngsun membenarkan. Wooyoung terus bertanya hal hal yang membingunkan youngsun.
"Oppa kau sebenarnya mau bertanya apa sih? Jangan berputar putar.." Wooyoung hanya nyengir melihat youngsun.
"Oppa dengar.. aku lebih menyukaimu menjadi kakak iparku dari pada ajushi itu, makanya oppa cepat menikah dengan dongmi eoni."
"Streeesssss" wooyoung menjitak kepala youngsun pelan.
"Dia sudah menolakku berkali kali, lagian kau tahu eoni mu mencari pria yang perfect. Sedangkan aku.. Jabatan kita saja sama." Wooyoung melemas.
"Oppa aku gak ngerti apa yang ada dipikiran orang dewasa, tapi jika aku menjadi kau. Aku akan terus memperjuangkan cinta ku. Aku tidak akan membiarkan nya pergi."
Wooyoung sejenak diam mendengar kata kata youngsun.
"Kenapa malah diam, oppa cepat kembali ke kantor dan cepat katakan pada dongmi eoni"
"Jigeumi..??" Wooyoung terlihat bingung.
"Geurom ppalie ppalie" youngsun mendorong wooyoung keluar untuk cepat kembali ke kantor.
"Araseo araseo youngsun jangan mendorong oppa begini, jika di lihat tetangga mereka akan berfikir aneh" youngsun tertawa ngakak dia juga menyemangati wooyoung ketika mobilnya melaju pergi.
"Oppa hwaiting"
Wooyoung menuju kantor, di tengah jalan ia membeli bunga untuk dongmi. Sesampainya di lobi ia melihat dongmi dan jinyoung, mereka bertemu. Dongmi mengenalkan jinyoung ke wooyoung, meski tidak senang wooyoung tetap tersenyum.
"Ohh bunga untuk siapa" dongmi bertanya.
"Ah, untuk diruanganku bunganya sudah mulai kering" wooyoung berbohong.
"Mau ke mana?" Wooyoung kembali bertanya.
"Makan malam, kami duluan ya" dongmi meninggalkan wooyoung dan pergi begitu saja.

-kantor hyemi-
"Bagaimana keadaan mu?" Nickhun bertanya
"Aku tidak apa apa" jawab hyemi
"Aku lapar kita cari makan yuk" khun mengajak hyemi makan namun hyemi tidak makan dia hanya mengaduk aduk makanannya. Dia seperti memikirkan sesuatu, hyemi bukan gadis pendiam tapi kali ini khun benar benar tak mengerti apa yang dipikirkan hyemi.
"Khunah~ aku ngantuk kita pulang yuk"
"Ara ara kau lelah pasti ayok kita pulang"

Hari demi hari berlalu semenjak kedatangan taecyeon hyemi semakin bersikap dingin pada khun, sedangkan dongmi dan jinyoung semakin dekat walau mereka belum meresmikan hubungan mereka. Dongmi menunggu peryataan dari jinyoung yang tak kunjung datang. Sementara chieun sendiri masih menolak terus pria pria yang ingin menjadi kekasihnya. Sedangkan youngsun yang sudah mendengar peryataan cinta dari junho tidak berani meresmikan hubungan mereka walaupun sebenarnya youngsun menuggu saat saat itu, sementara ini mereka tetap jalan bersama mempererat hubungan satu sama lain.

SEOUL 10:PM
Kediaman keluarga LEE
Suara bell berbunyi, youngsun tiba di rumah junho, seorang namja membukakannya pintu.
"Anyeong haseyo" youngsun membungkukan badannya.
"Anyeong haseyo nuguya?" Namja itu bertanya.
"Park youngsun imnida"
"Anii maksudku neo junho yeojachingu?" Belum sempat youngsun menjawab junho berteriak.
"Hyeong apa itu youngsun?" Junho menghampiri mereka dan benar junho memperkenalkan youngsun.
"Hyeong kenalkan nae yeojachingu "
"Ahh anii nan chingu.. Masihh" youngsun menegaskan"
"Hahaaa kau lihat dia tidak mengakuimu junho yaa~" junho mulai cemberut.
" nan chansung imnida" chansung mengulurkan tangan. Youngsun tak melepaskan tangannya dan tak berkedip melihat chansung. Junho berdecis melihat mereka dan segera membawa youngsun masuk untuk bertemu ibunya.
"Junhoya~ chansung oppa na chuayo"
"Mwoo" junho kaget.
"Maksudku aku suka kalo dia menjadi kakak iparku. Kapan kita pertemukan mereka? Apa kau sudah bilang padanya.?" Youngsun penasaran dan terus bertanaya.
"Secepatnya" singkat junho.
Chansung adalah anak dari kakaknya ibu junho, mereka adalah sepupu saat ini semua berkumpul dirumah junho karena ibu junho ulang tahun. Junho mengenalkan youngsun pada ibunya. Ibunya senang dan bilang junho baru pertamakali membawa teman wanita kerumah dan memperkenalkannya pada ibunya, ibu junho berfikir youngsun pasti sangat special buat junho. Youngsun menegaskan kalau dia masih berteman dekat dengan junho untuk saat ini. Ibu junho juga sangat setuju dan tidak mempermasalahkan itu. Setelah makan dan berbincang binacang bersama keluarga yang lain, youngsun pun pamit pulang di depan ia bertemu chansung.

"Oppa benar benar tampan hehe" youngsun bersikap genit didepan chansung. Junho menarik kupluk hoodie yang youngsun kenakan menjauhkannya dari chansung.
"Ppalie ppalie kita pulang ishhh dasar wanita" chansung tersenyum melihat mereka bedua. Youngsun tetap melambai lambaikan tangannya ke chansung sambil tersenyum riang, membuat chansung tersenyum dan berkata.
"ahh aku jadi penasaran seperti apa chieun itu? Dongsaengi neomu keyeopta"

-Rumah-
Junho dan youngsun tiba dirumah youngsun awalnya dia ingin mengenalkan chieun ke junho namun ternyata dirumah tidak ada orang.
"Ahh kemana mereka hari minggu begini" gerutu youngsun.
"Ah jadi tidak ada orang dirumah?"
"Wae wae wae kenapa menatap begitu?" Tanyanya youngsun.
"Aniiyooo heehee" junho tertawa senang,
dia mulai berjalan jalan mengitari ruang tamu youngsun, ia melihat figura besar tergantung, dimana terdapat foto youngsun dan ketiga eoni eoninya serta kedua orang tuanya. Junho terus menatap foto itu, youngsun mulai menjelaskan siapa siapa saja orang di dalam foto itu.

"Dan yang paling kecil ini adalah kau kan?" Junho menunjuk youngsun kecil.
"Mata.. kau tau juga ya, itu waktu aku berumur 7tahun" youngsun tersenyum.
"Karena kau yang paling jelek disitu"
"Yakkkk!!"
Youngsun ngambek namun malah membuat junho senang melihatnya. Junho kembali menatap figura yang tersusun rapi di bufet, ia tertarik dan mengambil satu foto dan bertannya.
"Igo neo oppanika?"
"Ah nee taecyeon oppa, tapi kami beda ibu.. Hahaha sudah seperti oppa sendiri."
"Lalu dimana dia?"
"Boston, amerkia, orang tuanya disana"
"Ohh kalian terlihat dekat sekali, siapa yang dipeluk nya ini? Chie nuna?"
"Anii hyemi eoni, mereka seumuran".

Junho melihat foto mereka dari kecil hingga dewasa, junho sangat kagum mereka berempat bisa hidup baik meski tanpa orang tua mereka.
"Youngsunah ayo kita atur rencana mempertemukan chieun nuna dan chansung hyeong,"
"Ah kalu itu biar aku yang urus, aku sudah merencanakannya dan mereka pasti akan jatuh cita pada pandangan pertama.. Ah romantis sekali" youngsun berkhayal.
"Aigoo kau saja pacaran belum pernah tau apa soal cinta pertama dan suasana romanti iisshh" junho berdecis.
"Yakk aku selalu melihat nya didrama, mereka bertemu lalu berkencan kemudian mereka bergandengan bersama, berpelukan lalu..." Youngsung tidak meneruskan lagi.
"Lalu apa.. Lalu apa hagh?" junho mulai menatap youngsun tajam, junho perlahan medekat dan semakin mendekat membuat youngsun tersudut di dinding, junho seakan menundukan kepalanya sejajar dengan kepala youngsun junho mulai maju dan mereka sangat dekat sekali, youngsun spontan menutup matanya, dan junho tertawa dalam hati melihatnya ternyata iya ingin mengambil ponselnya yang berkedip kedip dari tadi di atas bufet tempat figura, tepat di samping youngsun.
"Nee eomma argaseumnida" youngsun kaget membuka matanya dan melihat junho sedang menelpon. Junho berjalan ke arah pintu keluar, youngsun malu ia terus memukuli kepalanya. Junho pun berpamitan karena ibunya meminta dibelikan sesuatu.
"Aku pulang dulu ya, aku percaya pada rencanamu itu" youngsun hanya diam karena masih merasa malu mengira junho ingin menciumnya.
"Hati hati dirumah, oh iya apa di dalam drama setelah bergandengan tangan lalu berpelukan kemudian memejamkan mata ya??" junho menyidir.
"Oooooo" youngsun kikuk.
"Ahh sudahlah na kkayo.."
junho mengacak acak rambut youngsun dan tersenyum. Lalu ia meninggalkan youngsun dengan muka yang memerah dan sangat malu.

-cafe-
"Oppa wae kenapa tiba tiba kesini? Mana hyemi eonni?" Tanya chieun.
"oppa sendiri, tadi hanya jalan-jalan dan tiba tiba lewat sini ingin minum kopi " jelas khun.
Mereka larut dalam obrolan yang asik namun tiba tiba saja khun bertanya.
"Chieunssi hyemi eoni chinguneun ara? Taecyeon imnida"
"Taecyeonie.. Hmm ah.. Ok taecyeon ??"
"Oo oppa molla yang jelas dia teman SMA hyemi"
"Ahh mata itu pasti taecyeon oppa" kata chieun.
"Oppa?? Hmm seperti apa orangnya?" Nickhun mencoba memastikan agar tak salah.
"Jelas kami dekat, dia sudah seperti oppa sendiri, dia tinggal disebelah rumah kami dulu. Tapi ia pindah ke boston saat ibunya menikah lagi. Aku tidak tahu bagaimana wajahnya sekarang, dulu dia begitu tampan, di sekolah dia juga yang paling besar badannya dari yang lain" chieun menjelaskan detail membuat khun semakin yakin bahwa taecyeon yang dimaksudnya adalah sama.
"Oppa kenapa tiba tiba bertanya?" Kata chieun.
"Ahh anioo " khun tersenyum.
"Aku kira hyemi eoni bercerita tentang cinta pertamanya, kan cinta pertamanya itu taecyeon oppa, hehe.. Tapi apalah arti cinta pertama, yang pentingkan cinta terakhirnya kan adalah kau oppa" nickhun hanya terkejut mendengarkan chieun yang masih terus bicara.
"Makanya oppa cepat menikah tunggu apalagi?"
"Akuu?? Bukankah hyemi tidak boleh menikah sebelum dongmi nuna menikah" kata nichkhun.
"Mwo apa hyemi eoni bilang begitu?" Nickhun berfikir sejenak lalu berkata.
"Ani anii itu hanya pemikiran ku saja heehe"
"Oppa dengar, dongmi eoni itu sangat menyayangi kami semua, dia malah menyuruh kami menikah lebih dulu agar ada yang menjaga kami. Jadi tidak mungkin dongmi eoni berpikir begiutu".
nickhun tersenyum didepan chieun tapi dalam hatinya ia menyadari bahwa ajakannya menikah selama ini ditolak hyemi bukan karena alasan dongmi, melainkan karena hyemi sendiri yang mungkin masih ragu padanya.
Tapi kenapa masih ragu?? Bukankah hubungan mereka hangat selama ini.

-restoran-
"kau selalu meminta dibelikan spaghetti dulu ingat tidak?, tapi karena aku tidak punya uang aku hanya membelikan mu ramen" kata taecyon tersenyum mengenang. Hyemi hanya mengganguk dan tersenyum sambil menikmati spaghetti nya.
"Apa kau senang aku ajak kesini?" Tanya tecyeon. Lagi lagi hyemi hanya mengganguk.
"Kau tidak berubah ya dari dulu selalu manis seperti ini". Hyemi kembali tersenyum dan beraction merapikan rambutnya, taecyeon gak pernah tahu semenjak dia pergi hyemi berubah menjadi gadis yang mandiri dan pemberani karena tidak ada taecyeon lagi yang menjaganya, itulah yang membuat nickhun jatuh cinta pada hyemi.
"Neo jinja haengbokhe?" Taecyen bertanya lagi.
"Nee" kata hyemi.
"Nega aniya.." Hyemi terkejut mendegarnya.
"Aku seperti mengencani kekasih orang lain saat ini." Kata taecyeon.
"Lalu aku sendiri apa? Mengencani kekasih orang, apa aku wanita buruk" kata hyemi.
"Sight~ aku telah putus dengan sabrina."
"Mwoo?? Jinjayeoo waeo??" Hyemi kaget.
"Hmm aku pernah menyianyiakan waktuku pada seseorang, aku tidak ingin itu terulang kembali." Taecyeon mulai menatap hyemi dan menggengam tangannya.
"Aku tak ingin menyianyiakan kesempatan yang ada, hyemi maaf dulu tak sempat mengatakanya. Aku sampai sekarang masih mencintaimu. Berikan aku kesempatan kembali." Ungkap taecyeon.
Hyemi benar benar senang mendengarnya, inilah yang selama ini ia tunggu. Tapi bibirnya seolah tak bisa menyuarakan kesenangannya. Ia hanya bicara terbata.
"Taecyeonah~ na neun.."
"Aku tidak meminta jawaban mu, aku tak ingin kau terpaksa menjawabnya. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang seharusnya aku ungkapkan" hyemi hanya terdiam mendengarnya.


-mall-
"Ahh harusnya aku mengajak yougsun, tapi dia ada acara." Dongmi sedang memilih milih kemeja di sebuah toko di mall.
"Wahh ini cocok sekali dengan jinyoung oppa aku
Akan membelinya"
Dongmi senang telah mendapatkan kemeja yang ia inginnkan ia tersenyum keluar toko. Disebrang ia melihat jinyoung oppa berdiri di depan lift dengan seorang namja. Dongmi menduga itu pasti adiknya yang sering diceritakannya. Dongmi segera berlari menuju lift sambil merapikan rambutnya.
"Jinyeong oppa" dongmi memanggil,
"Oh dongmissi.." Teriak jinyeong. Namun dongmi malah kaget saat namja disebelah jinyeongpun ikut berbalik.
"KIM MINJUNSHII" ucapanya terbelalak.
"Oh kalian saling kenal?" Jinyeong bertanya. Minjun menjelaskan mereka teman lama. Tiba tiba pintu lift terbuka. Minjun mengajak apa dongmi juga mau masuk lift, tapi dongmi bilang tidak. Dana akhirnya minjun dan jinyeong masuk dan meninggalkan dongmi.
Dongmi yang tidak membawai mobil berjalan di pinggir jalan ia terlihat frustasi dan kacau ia masuk ke kedai dan minum arak sangat banyak. Ia melamun.

#flashback#
"Minjunah aku menyukaimu lalu bagaimana hubungan kita sekarang?" Tanya dongmi.
"Dongmi mianhae aku juga menyukaimu, tapi jika itu cinta maaf, kau tau aku tidak bisa mencintai seorang yeoja" minjun menjelaskan.
#flashbackend#

"Ahh kenapa harus terjadi lagi" dongmi kesal dan kembali minum, ia sudah mulai kacau, matnya mulai berkaca kaca menahan tangis. Ia menelpon seseorang.
sexy lady sexy lady sexy lady
Nal michige haneun girl..
Gyesok maem maem dora maem..
Ponsel wooyoung berbunyi ia heran kenapa dongmi malam malam menelponya. Ia menjawab dengan nada pura pura malas.
"Ohh wae ?" Bukanya jawaban yang didapat wooyoung malah suara dongmi dengan isakan tangis serta sendawa akibat terlalu banyak minum. Itu membuat wooyoung sangat panik.
"Dongmiah~ odiga?" Wooyoung bertanya, namun karena dongmi tiba tiba saja tertidur di meja, pemilik kedai yang berbicara dengan wooyoung. Wooyoung tahu dimana dongmi kini berada ia langsung bergegas menyalakan mobil dan menuju tempat itu. Wooyoung tak bisa menutupi rasa paniknya ia menerobos lampu merah jalan
Melaju dengan sangat cepat. Setibanya disana ia melihat dongmi tertidur diatas meja, namun dongmi tersadar ia membuka matanya seketika.
"Wooyoungah~ neonika?" Pandangan dongmi samar samar.
"Nee" mendengar suara wooyoung dongmi langsung memeluk tepat di pinggang wooyoung karena dia tidak bisa berdiri. Dongmi menagis dan memukul wooyoung tak bertenanga.
"Kenapa lama sekali," dongmi melakukan berulang ulang sambil menangis.
Wooyoung menggendong dongmi di pundaknya, ia mengemasi barang barang dongmi dan berpamitan pada pemilik kedai. Dongmi yang tadinya menangis tiba tiba terdiam, ia terlelap seketika di pundak wooyoung.
Wooyoung membawanya masuk ke dalam mobil ia memasangkan sit belt pada dongmi.
Wooyoung juga merapikan rambut dongmi yang menutupi wajahnya serta menghapus air mata dongmi.
"Apa yang terjadi, kau seperti ini dongmiah~" wooyoung terlihat sangat sedih.

-Rumah-
"Chieun gomawo atas waktunya ya."
"Nee khun oppa cheonmanayo"
"Salam buat semua dirumah ya, oppa kanda"
"Nee oppa hati hati ya"
Nickhun menggambil mobilnya, namun saat dia hendak menstarter mobilnya, namun lampu sen dari arah depan menyilaukan matanya. Hyemi dan taecyeon keluar dari mobil itu.
"Hyemieah gomawoyo.. Jaljayo" ungkap taecyeon lebut.
Hyemi hanya tersenyum seketika taecyeon berjalan pergi hyemi memanggilnya kembali, dan spontan memeluknya.
"Neomu bogoshipeo" awalnya taecyeon kaget namun.
"Nado" taecyeon membalas pelukan hyemi tidak hanya itu ia juga mengecup kening hyemi lembut dan sekali lagi mengucapkan selamat tidur pada hyemi.
Nickhun menyaksikan semua itu di depan matanya, ia tak percaya dan hanya merebahkan kepalanya ke stir mobil dan menghela nafas panjang.
"Haaahhhh~~"


To Be Continue
Where is Love Last Part

NB: mian kalo banyak Typo yaaa^^v

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa jika kucing hilang

Hi.. Kali ini dengan penunuh semangat bercerita.Ngga kayak kemaren yang menderu penuh air mata. Aku mau sharing tentang pengalaman spiritual ku dengan sang pencipta nih.  Dua hari yang lalu aku cerita kalo Brondie kucing ku hilang, oopss dibuang tepatnya. Soalnya dia kena scabies. Karena binggung terus orang rumah juga udah ada yang ketuleran jadinya mama bilang buang aja. Untuk mencegah dia gak balik lagi aku buang dia jauh menyebrangi sungai (BKT). Jaraknya dari rumah aku itu kira-kira 2KM lah. Waktu itu juga abis subuh jadi masih gelap. Pas dibuang kita pulang ke arah Barat, dan sempet liat Brondie muter ke Timur, jadi kita saling lawan arah. Sampe di rumah ada perasaan nyesel banget. Kepikiran dia yang manja banget itu harus berada di luaran dengan penyakit gatel-gatel itu. Gak kebayang tar mukanya luka-luka dimana-mana. Alhasil aku cuma bisa nangis sejadi-jadinya. Seharian udah lebih dari ditinggal mati suami aja LOL.  Mama sama abang kesian jadi beliin gantinya yan

Don't Remove Your Past

Masa Lalu itu untuk di kenang bukan di binasakan. Sekalipun itu memalukan, menyesatkan karna seburuk-buruknya masa lalu, kita gak bisa pungkiri mereka adalah bagian sejarah dalam hidup kita. Bahwa kita pernah mengalami jatuh bangun, sejarah mencatat semuanya dan membungkus dalam kotak bernama memori. Tempatkan mereka di hati sebagai reminder kita dalam melangkah kedepan. Yang baik jadikanlah kenangan indah, yang buruk jadikanlah pelajaran berharga. Seorang teman bicara, "Del, gue mampir ke blog lo dan tanpa sengaja keasikan baca yang lama-lama. Kenapa gak dihapus aja?. Lo gak takut kalau kebaca temen-temen baru?" Hmmmm masa lalu kan bukan tato yang ketika berhijrah kita harus hapus itu tato. Lagian selama kenangan-kenangan pahit bukan lah aib, selama itu juga aku tidak merasa terganggu bila di publish.  Perihal teman baru, biarlah...... Aku tidak perduli dengan penilaian orang. Karena aku hidup bukan sekedar untuk membuat orang lain terkesan. Dengan membagi kis

Doa Untuk Yang Sedang Terlilit Hutang

Assalamualaikum readers semua.. Kalau sudah sampai pada postingan ini artinya temen-temen semua lagi ada dalam masalah hutang piutang pastinya. Gak apa temen-temen sekalian, tidak usah malu jika punya hutang. Malu lah jika tidak bisa membayar hutang. Karena dalam islam, perkara hutang ini bukan perkara kecil. Pada saat manusia telah meninggal, hutang adalah perkara pertama yang di munculkan. "Jika ada hutang-piutang silahkan hubungi keluarga ybs" kalimat itu kerap kita dengar saat yang punya hutang telah meninggal.Itu sebab hutang bukan lah perkara ringan. Saya mau berbagi pengalaman mengenai hutang semoga bisa menjadi manfaat bagi teman semua. Dahulu sekitar April 2016 saya pernah terlilit hutang (kreditan) dalam kasus ini, saya adalah pihak yang didzalimi. Seseorang (Si Pulan) telah berhutang atas nama saya pada perusahaan leassing. Pada saat itu saya hanya bisa berpositif saja dan 100% sungguh sungguh niat hanya ingin membantu si pulan. Bulan pertama, bulan kedua