Langsung ke konten utama

Don't Remove Your Past

Masa Lalu itu untuk di kenang bukan di binasakan. Sekalipun itu memalukan, menyesatkan karna seburuk-buruknya masa lalu, kita gak bisa pungkiri mereka adalah bagian sejarah dalam hidup kita. Bahwa kita pernah mengalami jatuh bangun, sejarah mencatat semuanya dan membungkus dalam kotak bernama memori. Tempatkan mereka di hati sebagai reminder kita dalam melangkah kedepan. Yang baik jadikanlah kenangan indah, yang buruk jadikanlah pelajaran berharga. Seorang teman bicara, "Del, gue mampir ke blog lo dan tanpa sengaja keasikan baca yang lama-lama. Kenapa gak dihapus aja?. Lo gak takut kalau kebaca temen-temen baru?" Hmmmm masa lalu kan bukan tato yang ketika berhijrah kita harus hapus itu tato. Lagian selama kenangan-kenangan pahit bukan lah aib, selama itu juga aku tidak merasa terganggu bila di publish.  Perihal teman baru, biarlah...... Aku tidak perduli dengan penilaian orang. Karena aku hidup bukan sekedar untuk membuat orang lain terkesan. Dengan membagi kis

[FF] Where is Love Part III


Keesokan harinya
-Rumah-
"Oppa dongmi eoni belum bangun"
"Gwaenchan aku hanya ingin memastikan keadaan nya saja"
"Oh wooyoung oppa ada apa pagi pagi" youngsun yang baru keluar kamar menyapanya heran..
"Melihat eonnimu" jawab wooyoung.
"kenapa dongmi eoni??" Youngsun segera mengecek kamar dongmi dan melihat eonninya masih tertidur.
"Sudah biarkan eonni istirahat dulu, kau sarapan sana" kata chieun, raut wajah youngsun terlihat sedih.
"Uljimaa oppa yang antar kau kekampus nanti" wooyoung mengira youngsun binggung tidak ada yang mengantarnya kekampus.
"Mwoo aniyo oppa, aku tidak mempermasalahkan itu, oppa bersama dongmi eoni semalam? Apa yang terjadi?"
"Oppa molla, dia hanya menelpon dan keadaannya sudah seperti itu. Makanya pagi ini oppa bermaksud melihat."
"Gwaenchana oppa nanti biar aku yang menemaninya, aku akan minta ijin tidak bekerja hari ini." Kata chieun.

Mereka menyantap sarapan bertiga. Kemudian youngsun berpamitan hendak berangkat sampai di depan rumah, wooyoung mengajaknya masuk, tapi youngsun seperti sibuk dengan ponselnya.

"Youngsunah ppalie oppa bisa telat nanti" wooyoung menyuruhnya masuk mobil segera.
Namun youngsun menolak. Chieun yang melihat meneriaki youngsun.
"Youngsunah kenapa belum pergi juga"
"Ohh nee eonii halkee" youngsun cepat masuk ke mobil wooyoung, wooyoung terkikik melihat youngsun yang akhirnya masuk mobil. Mereka mulai melaju tapi youngsun tidak bercerita apa apa dia tetap autis dengan ponselnya, wooyoung hanya menatapnya saja. Sampai ditengah jalan youngsun berteriak.

"Oppa oppa geuman.." Wooyoung terkejut
"Waeeyoo??"
"Oppa aku turun disini ya, hehe oppa pergilah aku bersama temanku"
"Youngsunah~" wooyoung berteriak dan melihat youngsun berlari menuju mobil di belakngnya.
Youngsun masuk mobil itu dan melambaikan tangannya ke arah wooyoung.
"Aghhhh jinja..." Wooyoung menatap dari kaca sepionnya dan tersenyum.

"Kajaaaaa" youngsun berteriak.
"Kau senang sekali ya bisa pergi bersama ku" kata junho disebelahnya.
"Memangnya kau tidak?" Youngsun mulai cemberut. Junho hanya tertawa melihatnya.
"Yahh nado.. Geunyang wae,, tidak bersama dongmi nuna?
"Eonni apho"
"Ohh lalu di mobil tadi siapa?"
"Ohh wooyoung oppa eonnie chingu"

Mereka tiba dikampus bersama kemudian tiba tiba suzy menyapa.
"Omo omo mwoya ige..?? Ani ani nan chua aniyo, yahh lalu ini apa, berangkat bersama" suzy menyindir sahabatnya yang dulu bilang tidak menyukai junho.
"Ahh aku minta tolong dongmi eonni sakit tidak bisa mengantar, lagian kami belum jadian" youngsun menjelaskan.
"Yahh belum jadian?? Berarti ada niat untu jadian?? Waahh kau ini parah sekali tidak pernah bercerita padaku" suzy berpura pura marah.
"ahh suzyah bukan begitu" youngsun panik.
"Suzyah sudahlah jangan menggodanya terus" junho membela.
"Aigooo kau membelanya.. Ckckck cepat resmikan saja hubungan kalian," suzy menggoda lagi.
"Aiishh, ngomong ngomong bagaimana liburan mu di bali? Mana oleh olehnya?"
"Eobsseooooo" suzy berlari dan youngsun mengejarnya meninggalkan junho.

Ponsel junho berbunyi sebuah pesan diterimanya dari chansung yang bertanya
"apa hari ini jadi?" Junho hanya mengiyakan pesan itu.



-rumah-
Hyemi bagun ia melihat chieun sudah siang tapi belum berangkat kerja.
"Chieun kau tidak kerja?" Tanya hyemi.
"Dongmi eoni sepertinya dia sakit akibat banyak minum semalam, jadi aku dirumah saja siapa tau dia memerlukan bantuan."
"Yak kau kerja saja, aku yang akan mengurusnya aku tidak ke kantor hari ini"
"Waeyoo?" Chieun bertanya.
"Aku malas bertemu khun"
"Waegeurae!?? Kalian bertengkar?"
"Haghh apa pernah kami bertengkar??" Chieun hanya diam saja dan mengerutkan keningnya.
ia melihat hyemi berjalan ke bufet menatap sebuah foto.

"Geusarami wasseo" kata hyemi.
"Nugu?"
"Taecyeonie"
"Ohh jinjayeo!! Taecyeon oppa wasseo?? Jeongmalyeo!!? Onje buto?" Chieun benar benar kaget dan terus bertanya.
"Ada apa denganmu?" Hyemi heran.
"Yak hyemieoni yak eoni?" Chieun merengek.
"Waegeurae??"
"Pantas saja Kemarin khun oppa menanyakan taecyeon oppa, ternyata ini alasannya"
"Haaghh kemarinn? Odisseo?"

Chieun menceritakan detail kejadian kemarin, membuat hyemi kaget tak percaya sepertinya khun menyadari perubahan sikapnya belakangan ini. Hyemi terlihat begitu bingung, ia merebahkan tubuhnya kembali ke sofa dan berkata.
"Ahh aku benar benar lelah"


Tak lama Dongmi bangun dari kamarnya ia berjalan sambil memegangi kepalanya yang terasa berat, ia menuju kulkas menggambil air, chieun yang melihat ingin membantu namun dongmi menolak,
"Kau tidak bekerja?" Tanya dongmi.
"Akuu libur" chieun berbohong.
"Kenapa dia??" Dongmi bertanya pada chieun sambil menunjuk hyemi yang sedang terbaring dan menutup wajahnya dengan majalah.
"Complicated" jawab chieun singkat.
"Mwoyaaa?? Hyemiah~"
 dongmi berteriak dan hyemi hanya mengangkat jempol tangannya tanpa bersuara yang menandai bahwa ucapan chieun benar, dongmi hanya berdecis.

"Eoni kenapa jinyeong oppa tidak mengantar pulang semalam?" Chieun polos bertanya.
"Kenapa mesti membicarakan orang yang sudah punya pacar, tentu dia mengantar pacarnya yang jelas bukan aku" dongmi berkata lugas.
"Mwoo yahh dia sudah punya pacar toh?? Cantikkah?" Chieun penasaran.
"Kau kenal orangnya KIM MINJUN"
"Haghhh Minjun oppa" chieun berteriak kaget.
"Yakk it was Complement, dunia benar benar sempit" teriak hyemi yang ternyata mendengarkan dari tadi, mereka juga tahu cerita antara minjun dan dongmi dimasa lalu.
"Complicated.. Complement its make me KOMPLIKASI you know " chieun mengacak acak rambutnya. Ia berteriak kesal sendiri.

"Oh iya dengan siapa youngsun berangkat?" Tanya dongmi.
"Wooyoung oppa, dia kesini pagi pagi juga memastikan bagaimana kondisi eoni. Dia juga yang semalam mengantar eoni" jelas chieun.
"Haghh iya iya aku lupa" dongmi memegangi kepalanya yang masih terasa berat dan kembali masuk ke kamarnya.Ia mengecek ponselnya penuh pesan dari wooyoung yang menanyakan keadaannya. Dongmi merasa tidak enak pada wooyoung.


Hari sudah menjelang siang tapi suasana rumah tidak seperti biasanya, sangat hening hanya chieun yang lalu lalang meliaht dua saudaranya masih tak begeming dari tempat mereka Masing masing.

"Aigoo kenapa akau harus berda di tengah orang orang galau" chieun kembali masuk kamrnya.
"@chie_chans: Membosankan berada di tengah tengah wanita yang sedang galau" sent tweet chieun mengupdate twitternya.


-kampus-
"Mwoyaa!! Wkwkwk" youngsun melihat timeline twittwernya dan tertawa melihat status eoninya itu, ia segera menghununginya.
"Yobuseyo Chieunie jika mau ke arah hongdae aku harus transit di halte mana dari kampus ku?"
"Yah youngsunah~ menelpon hanya untuk menanyakan hal ini?? Sampai kapan kau akan begini?" Gerutu chieun.
"Sampai aku dijinkan membawa mobil"
"Jangan bermimpi.. Ngomong ngomong apa yang kau cari di hongdae?"
"Eobsseo, aku hanya tidak ingin berada di tengah tengah wanita galau haha" youngsun menyindir.
"Yahh kau ini.. Apa sudah selsai kuliah?"
"Nee"
"Ah aku jemput gidarilke, kita ke hongdae bersama"
"Ohh mata!! Pplaiga eonni".

Youngsun segera menelpon junho memeberitahukan bahwa rencana mereka bisa dijalankan sekarang.
Junho bersama chansung segera menuju pusat keramaian hongdae. Youngsun yang bersama chieun terus meberi informasi pada junho.
Ketika di parkiran mobil, saat chieun hendak membuka pintu mobilnya, tanpa sadar mobil sebelahnya juga membuka pintunya sehingga kedua pintu terbentur.

"Ah, mianhaeyo silahkan kau buka duluan" kata chansung yang tidak lain adalah orang yang berda di sebelah chieun, chieun kemudian turun dan sempat juga meminta maaf karena tidak hati hati. Itulah pertemuan mereka yang pertama. kemudian mereka berdua meninggalkan chansung, youngsun sempat mengedipkan matanya ke chansung karena rencana satu berhasil.

"Eoni ganteng yah dia?" Kata youngsun.
"Aishh kau ini sudahlah kita makan dulu yuk" ajak chieun.
Lalu mereka makan siang di restoran cepat saji, tempat itu kelihatan ramai sekali.
"Eonni kau yang pesan biar aku mencari tempat duduk" kata youngsun yang sudah memulai rencana ke dua. Saat chieun memesan makanan ia kaget melihat chansung di depannya yang sepertiny pura pura tidak tahu apa apa. Chieun yang kaget dan ia hampir menjatuhkan makanannya namun chansung cepat menahan nampannya.

"Oh kamsamanida" kata chieun
"Oh neo annyeong" kata chansung mengingatkan chieun. Chieun membalas salam nya dengan senyum dan meninggalkan chansung.
"Ahh yeoppeo" kata chansung tertawa kecil saat chieun pergi.
"Aghh kenapa bisa bertemu lagi, neomu mosin" kata chieun berlalu.

Youngsun yang melihat dari jauh hanya melongok
"ah ini tidak ada di dalam sekenario,!!"
"Sstt psst " junho memanggil dari arah lain.
"Anii anii sudah disitu saja" kata youngsun memberi kode.
"Eonnii kursinya penuh semua bagaimana??" Youngsun berakting.
"Ah.. Kau bagaimana sih, sudah ku bilang jangan makan disini, tempat ini rame sekali. Lalu bagaimana makanan ini, sudah dipesan."
"Youngsunah~" junho memanggil.
"Oo junho yak!!" Mereka kembali berakting di depan chieun.
"Nugu??" Chieun bertanya.
"Chingu eoni ppaliewa.." Youngsun mengajak chieun ke meja junho.

Mereka berpura pura seolah baru bertemu. Lalu junho mengajak bergabung duduk bersama.
"Benar tidak apa kami duduk disini?" Tanya chieun tak enak.
"Gwaenchana, nuna lagian meja ini untuk 4 orang dan aku hanya berdua dengan hyeongku" junho menjelaskan. Akhirnya chieun bersedia. Tiba tiba chansung datang dan duduk tapi chieun pergi ke wastafel mencuci tangan.
"Ahh aku benar benar tidak bisa berakting" teriak youngsun.
"Wahh chieun nuna yepeoda" kata junho.
"Yakkkkkk!!!" Youngsun ngambek.
"Ssttt sarami wasseo" kata chansung dan semuanya kembali diam.
Chieun kembali duduk dan ketika ia minum ia tersendat kaget melihat chansung berada dihadapannya dan membuatnya batu batuk.
"Eonni gwaenchanayo? Aishhh" kata youngsun.
"Yak aku sudah 3kali bertemu dia hari ini" tambah chieun.
"Mollae.." Kata youngsun, mereka berbicara berbisik.

Chansung memberikan air mineral pada chieun. Chieun berterimakasih dan meminumnya..
"Junhoshi ga hyeongi saraminika?" Chieun bertanya.
"Ia kami sepupu, chansung imnida" chansung menyodokan tangannya.
"Ohh nee, nan chieun imnida" youngsun dan junho hanya tersenYum penuh kemenangan.
Merekapu berbincang dan makan siang bersam, mereka berjalan jalan di seputar hongdae.
Youngsun melihat stan ramalan dan dia antusiang menhampiri stan itu.


"Junhoya~ ayok kita kesana" ajak youngsun.
"Nee kaja "
 merka meninggalkan chieun dan chansung di belakang. Mereka terlihat bingung dan canggung.
"Ah kenapa begitu percaya pada ramalan" kata chansung.
Chieun hanya tersenyum mendegarnya.
"Tapi sebenarnya menyenangkan" kata chien menyusul junho dan youngsun.

Junho terlihat tidak puas karena hasil ramalannya selalu jelek, sedangkan youngsun hanya tertawa. Mereka tak berani diramal bersama saat peramal itu memintanya. Namun tiba tiba chansung berkata.
"Ajhuma aku saja, coba kau ramal aku saja"
Seketika ajhuma peramal menatapnya tajam dan dalam. Lalu pandangan ajhuma peramal beralih ke chiuen. Youngsun dan junho bingung mengapa raut wajah ajhuma berubah serius sekali, namun tiba tiba ia pun tersenyum dan memberi chansung dan chieun amplo kecil, dan berkata.
"Hahaha ternyata takdir itu hari ini"
chans dan chieun bingung,
"Sudah kalian pergi sana aku tidak meramal orang dua kali" peramal itu mengusir chans dan chieun.
"Dua kali?? Meuseni geoya?" Kata junho.
Chansung dan chieun saling menatap satu sama lain.
"Neo... Apa kau sebelumnya pernah kesini?" Chieun bertanya.
"Ahh aku ingat itu sudah lama 2 tahun lalu, waktu festival hanbok"tapi aku tidak minta diramal" kata chansung bingung.
"Oh mata 2tahun lalu aku juga kesini pas saat festival hanbok.. dan aku memang minta diramal, Ahh pantas dia tidak mau meramal kita". Chieun tertawa.
"Wahh ajhuma itu masih ingat memangnya dengan kalian.. Jangan jangan mereka mengingat semua orang yang telah diramal. Daebak" kata youngsun.
"Jankaman, takdir??" Kata chansung berhenti.

Ia membuka amplop kecil dari peramal tadi. Chieun yang sadar dia juga memiliki amplop akhirnya membukanya juga, dan isinya sama persis dengan yang di dapat chansung. Mereka saling menatap bingung. Lalu mereka berpaling melihat ajhuma peramal.
"Kkaa~" teriak ajhuma peramal membuat mereka kaget dan semuanya berlari meninggalkan stan itu.
Dan ajhuma hanya tersenyum hangat melihat chansung dan chieun.


#flashback#
2tahun lalu
Chieun berjalan sendiri tiba tiba ia berhenti di sebuah stan ramalan dan minta di ramal,
"Ajhuma bisa lihat jodoh ku, kenapa aku susah mendapatkan pacar?" pinta chieun.
Ajhuma itu memberinya amplop namun belum sempat chieun membuka hujan turun dan ia bergegas meninggalkan stan mencari tempat berteduh.

Dan ketika itu chansung lewat di depan stan peramal, tengah mencari tempat berteduh. Ajhuma itu memangilnya.
"Hey kau, namja bertopi, yak kau, kemari sebentar saja" chansung yang tengah buru buru awalnya menolak tapi akhirnya ia mengahmpiri ajhuma itu.
"Untuk mu, pergilah" ajhuma memberinya amplop dan menyuruhnya pergi. Chansung bingung tak mengaerti.
disisilain chieun yang tengah berteduh membaca sebuah kertas dari dalam amplop itu.
"Dia akan datang kesini 5 menit lagi, orang yang menjadi jodoh mu"
"mwo?? Lima menit lagi?? maksudnya ia ke stan peramal itu?" chieun berfikir sejenak, lalu ia bergegas kembali ke stan itu, dan bertanya maksud surat di dalam amplop tadi. ajhuma itu hanya tersenyum dan berkata.
"kau terlalu terburu buru, cobalah sedikit lebih sabar"
"buru buru?? aku menghindari hujan ajhuma" tegas chieun.
Ajhuma itu hanya tersenyum ,misterius dan tidak berkata kata lagi.

Sedangkan chansung berjalan menjauhi stan membelakangi chieun yang tengah celingukan mencari siapa orang yang dimaksud ajhuma itu dibawah gerimis yang mulai kencang menerpa tubuhnya.
Chansung membuka amplop dan membaca isi kertas di dalamnya.

"Jodohmu adalah orang yang bereda jauh dibelakangmu"
chansung hanya mengerutkan kening tak mengerti apa maksud ajhuma itu memberikannya ini. chansung pun menoleh kebelakang.
"apa mereka semua jodoh ku? ada banyak gadis disini hehe" chansung tertawa dan mengangap ajhuma tadi hanya iseng terhadapnya saja, dan ia kembali berlari menghindari hujan.

Memang ada banyak gadis di belakangnya saat ia menoleh, semuanya berlalu lalang berjalan dengan pandangan lurus ke arahnya. tapi hanya satu orang yang idak menatap ke arah nya yaitu chieun, ia berjalan kearah yang sebaliknya membelakangi chansung, chansung melihat chieun dari belakang tapi chansung tidak menyadarinya begitupula dengan chieun yang terus berlari menjauh.
itulah awal pertemuan mereka sebenarnya dimulai dari dua tahun lalu. Dan kini mereka dipertemukan kembali dengan cara berbeda.

Siapa yang bisa menolak takdir, siapa yang menyangka bahwa sebenarnya jodoh kita adalah orang yang sebelumnya pernah kita temui meski kita tidak menyadarinya, Takdir memang tidak bisa dijangkau manusia semuanya adalah misteri dari sang pencipta.

#flashback end#


-Rumah-

Youngsun dan chieun kembali kerumah.
"Kita pulang..." teriak chieun dan youngsun menyapa kedua eoninya yang ada di depan tv.
"Nee" jawab hyemi dan dongmi kompak.
"Hagh?? Jinjayeo!! Begitu saja wahh daebak, aku gak percaya untuk pertama kalinya dongmi eoni tidak bertanya kita kemana saja seharian" kata youngsun berbisik.
"Sudah ku bilang dari siang suasana rumah ini sudah seperti rumah berkabung" balas chieun.

"Chieun jangan lupa periksa semua pintu sebelum kalian tidur " dongmi berlalu di depan mereka.
Tak lama kemudian hyemi juga ikut berlalu menuju kamarnya.
"Aghhh jinja...." Kata youngsun melongok.
"Yah seperti itulah.. Youngsun, kita tidur bersama saja"
"Ayookk kita ngerumpi" teriak youngsun semangat.


Keesokan harinya chieun dan youngsun bangun agak telat dari biasanya akibat mereka tidur terlalu larut. Dongmi tengah berada di meja makan lebih dulu bersama hyemi.
"Kalian tidur jam berapa bisa bangun telat" tanya dongmi yang risih melihat youngsun dan chieun yang terlihat tergesa gesa.
"Iya kami nonton drama" kata chieun singkat.
"Youngsun eoni berangkat siang jadi kau.."
"Gwaenchana dongmi eoni, aku ikut chieunnie saja naik bis" sambar youngsun.
"Mwo? Chieun tidak pakai mobil? " Tanya dongmi.
"Biar Myanie saja yang pakai" kata chieun.
"Aku.. Sejak kapan aku mau menyetir sendiri," hyemi bersuara.
"Hehee yasudah kami buru nanti telat, kami sarapan diluar saja,Berangkat ya" sahut chieun dengan wajah berbinar binar.
Membuat hyemi dan dongmi bertanya tanya.
"Wajah apa itu?? Pernahkah kau lihat sebelumnya" dongmi bertanya pada hyemi.
"Ohh ani, pasti ada sesuatu dengan mereka" ucap hyemi yang juga heran.
Youngsun dan chieun sampai di halte bus ujung jalan. Terlihat 2 mobil berbeda menjemput mereka. Junho dan chansung, mereka melaju bersama ke arah yang berbeda.



-cafe-
"Chansungie gomawoyo" kata chieun.
"Telpon aku jika sudah selsai bekerja?" Kata chansung tersenyum.
Chansung meninggalkan chieun, ia melihat chieun yang terus tersenyum dari kaca sepion mobilnya yang sudah melaju.
"Ahh yepeoyo" katanya.


-rumah-
"Hyemi aku berangkat duluan ya, kau mau ikut sekalian?" kata dongmi.
"Nee eoni, kau saja aku masih lama." Kata hyemi.
Dongmipun berangkat menuju kantornya.
Tak berapa lama hyemi pun berangkat namun saat ia membuka pintu, nichkhun sudah berada di depannya dan membuatnya kaget.
"Omo dari kapan disitu?" Tanya hyemi.
"Baru saja mau mengetuk"
Hyemi mengelus dadanya, nichkhun mendekatinya dan meraba dahi hyemi.
"Neo apho?? Kenapa tidak menjawab telponku"
"Ani aku, ah ponselku di silent" hyemi menepis tangan nickhun. Namun nichkhun malah memeluknya.
"Jagieya bogoshipeo"
"Khunah~ jangan seperti ini dilihat tetangga nanti," hyemi kembali melepaskan pelukan nickhun dan mengajaknya segera pergi. Sejenak nickhun memperhatikan gerak gerik hyemi yang mulai dingin.
"Khunah ppalie kaja" ucap hyemi yang sudah di dalam mobil.



-dongmi's office-
Dongmi bertemu dengan wooyoung di pantri office ketika dongmi meminta di buatkan minuman oleh office boy.
"Oh, dongmiya kau sudah masuk? Kenapa tak membalas pesan ku?" Tanya wooyoung
Dongmi terlihat sedikit sungkan.
"Oh ia mianhae soal itu, aku..."
"Ah sudahlah yang penting sekarang kau sudah lebih baik kan, aku kembali keruangan ku dulu ya"
"Jang wooyoung jankaman" wooyoung berhenti seketika.
"Gomawoyo sudah menjemputku, maaf selalu merepotkanmu." Wooyoung hanya tersenyum dan berlalu mendengar dongmi berkata demikian.



-kampus-
"Na johayo bisa membuat chansung hyeong jadian, lagian mereka berdua cocok" kata junho.
"Nee mungkin chieunie tidak tidur semalaman mereka berkirim pesan, aku tak percaya apa yang mereka bicarakan. Tapi chansung oppa payah!"
"Payah bagaimana?"
"Iya masa menyatakan cinta hanya melalui pesan singkat, dan chieun eoni langsung menerimannya apa itu? Kalau aku tidak mau seperti itu".
" Lalu harus bagaimana" kata junho.
"Setidaknya harus bicara langsung, memberi bunga atau apalah..." Jelas youngsun.
"Apa dengan begitu seorang yeoja akan tersentuh dan menerima seorang namja?"
"Geuromm" jawab youngsun cepat.
"Lalu kenapa kau tidak, aku sudah memberi bunga dan menyatakan perasaanku tapi kau mengabaikan ku" junho berpura pura ngambek, youngsun terdiam mendengar ucapan junho.
"Haha aku hanya bercanda, sudah jangan di pikirkan. Chansung hyeong pasti mempunyai caranya sendiri biarkan saja mereka. Yang penting tugas kita sudah selsai". junho menghibur youngsun yang terlihat diam.
"Junhoya~ gidarilke" ucap youngsun.
"arraseoo gwaenchana" jawab junho.



-hyemi part-
"Hei apa yang sedang ka lakukan disini?" khun memeluk hyemi yang tengah melamun di balkon ruang kerjanya dari belakang, membuat hyemi seketika kaget. Namun hyemi tidak menjawab ia hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum pada khun.
"Khunah kita jalan jalan yuk, hari ini sudah selsaikan" ajak hyemi.
"Jalan jalan? baiklah aku temani kemana saja kau mau pergi.".

Mereka akhirnya pergi ke taman hiburan, hyemi terlihat senang sekali karena sudah lama sekali ia tidak ke tempat itu. Mereka berdua terlihat gembira sekali hyemi terlihat sangat baik sekali, ia terus tertawa dan tersenyum.
"Jagieya ayo naik bianglala" ajak nickhun.
"Shirooo yang lain saja" tolak hyemi.
"Haghh yang ini juga tidak? Kenapa ada banyak sekali wahana yang kau takuti! Yang ini tidak yang itu tidak.. Lalu kita main apa?"
nichkhun mengeluh lalu nikhun kembali mengajaknya main komedi putar, dan lagi lagi hyemi menolaknya.
"Jagieyaa yang benar saja komedi putar, apa kau juga takut itu?"
"Ahh aku bisa mual kalau naik itu, lagian aku kan mengajak jalan jalan tadi, bukan naik wahana.. kita makan saja sekarang" ajak hyemi berlalu.
"Nee arrasseo"
Khun akhirnya mengikutinya, khun senang sepertinya hyemi tak lagi memikirkan taecyon. Buktinya ia masih mengajak khun berjalan jalan menemaninya tanpa memikirkan taecyeon.



-coffee shop-
"Apa tidak apa apa aku ikut bersamamu, biasanya kau selalu melarangku ikut saat bertemu klien" kata wooyoung menyindir dongmi.
Kali ini dongmi tidak membalas wooyoung seperti biasanya, ia hanya tersenyum sedikit malu.
"Kau benar tidak seharusnya aku mencari jodoh dengan klien ku, orang yang tidak ku kenal latar belakanngya." Ucap dongmi.
"Hmmm akhirnya kau sadar juga"
"Sebenarnya semalam....." dongmi hendak memulai bercerita.
"ah sudah lah aku tidak mau mendengarnya, yang aku tau kau semalam mambuk, dan jangan lagi melakukan hal sebodoh itu apapun alasannya, terlebih jika karena seorang namja"
"wooyoungah~Tapi apa aku salah jika aku mau yang paling terbaik untuk hidupku?" dongmi kembali bicara.
"Anioo kau tidak salah, semua orang pasti menginginkan yang terbaik dalam hidupnya, baik karir, kehidupan, juga cinta. Masalahnya kita sebagai manusia itu sebenarnya tidak ada yang tahu apa yang terbaik untuk kita. Disaat kita menggangap A adalah yang terbaik untuk kita, tapi kenyataanya tuhan memberikan B untuk kita. Terus kita anggap B tidak baik karena kita tidak menginginkannya. Padahal tuhan lebih tahu apa sebenarnya yang terbaik untuk kita."

Dongmi menatap dalam ke arah wooyoung, kali ini ia benar benar kagum atas kata kata wooyoung.
"Wooyoung~ah aku sudah lama menegenalmu tapi baru kali ini aku benar benar kagum pada mu, pada apa yang kau katakan"
"Aaiisssh apa baru kali ini juga akhirnya kau sadar betapa ganteng nya aku hehe" wooyoung mulai tebar pesona di depan dongmi.
"Aigoo kalau kau merasa ganteng kenapa sampai sekarang kau tidak beristri, mana pacarmu? Berapa umurmu?" Kata dongmi.
"Memangnya ada masalah dengan umur? Pantas saja kau sekarang buru buru mencari calon suami"
"Jelas saja aku ini wanita dan di keluarga kami belum ada seorang namja yang setidaknya bisa melindungiku dan adik adikku"
"Kalo itu alasannya kenapa tidak cari bodyguard saja hahaha" wooyoung tertawa ngakak.
"Dongmiyah aku bukan tidak mau beristri, aku hanya ingin menikah dengan wanita yang benar benar aku cintai. Aku menikah bukan karena faktor usiaku atau karena hanya ingin mencari sebuah status. Aku menyukai seseorang, tapi orang itu menolaku jadi aku akan menunggunya sampai ia menerimaku. Menikah hanya sekali seumur hidup maka carilah yang benar benar bisa membuat mu bahagia, agar tidak pernah terjadi penyesalan di kemudiannya" Dongmi kaget mendengarnya.

"Siapa yeoja yang berani menolakmu" tanya dongmi.
Wooyoung mengeluarkan ponselnya dan menunjukannya ke muka dongmi"
"Mwoo" kata dongmi bingung menatap layar ponsel yang gelap.
"Itu lah yeoja yang menolaku, padahal aku sangat mencintainya"
Dongmi sadar bahwa yang dimaksud wooyoung adalah bayangannya yang terpantul dilayar ponsel. Dongmi mendadak kikuk namu tiba tiba klien yang mereka tunggupun telah tiba. Akhirnya mereka menghentikan pembicaraan mereka berdua.



-rumah-
"Hyemiah sudah sampai, apa kau sakit lagi kenapa sepanjang perjalanan tidak bicara"
Hyemi segera turun dari mobil khun, khun mengantarnya ke depan pagar rumah. Hyemi tiba tiba memeluk khun erat.
"Khunah~ gomawoyo. Atas semua yang kau berikan pada ku selama ini"
Nichkhun yang mendengarnya justru memeluk hyemi dengan sangat erat namun hyemi terus bicara.
"Dan maafkan aku, jika perasaan ini berubah sekarang" nickhun shocked mendengarnya jantungnya serasa mau copot.
"Aku tidak ada niat berkhianat darimu, selama ini aku tulus padamu, tapi aku tidak tahu perasaan ini berubah ketika dia datang, aku sengaja mengunjungi taman hiburan, aku hanya ingin memastikan apakah aku bisa melupakan semua kenangan kami ditempat itu. ternyata hatiku tidak sanggup melakukannya aku semakin teringat padanya saat di tempat itu. Khunah aku benar benar minta maaf, silahkan kau mau marah kepadaku sekarang" hyemi melepaskan pelukannya.

Sejenak nickhun menatap mata hyemi dalam dan baru kali ini ia melihat hyemi benar benar terlihat tertekan.
"Aku senang kau bicara seperti ini, setidaknya aku tahu perasaan mu sebenarnya. Kita jadian baik baik, maka jika berakhir juga harus baik baik" ungkap nickhun.
"Jadi kau sama sekali tidak marah?"
"Aku tidak berhak marah pada siapapun, kau berhak menentukan untuk siapa hatimu. Aku tidak mungkin memaksa seseorang mencintaiku. Baik-baiklah kau dengan dia, dan sampaikapanpun kita tetap berteman ya" khun tersenyum.
Hyemi memeluknya kembali. Nichkhun mengecup kening hyemi terakhir kalinya kemudian ia pergi.


"Sudah kuduga kau tidak akan memutuskannya, kalian benar benar serasi"  Suara Taecyeon menggagetkan hyemi.
"Taecyeonah dari kapan kau disitu"
"Aku... setidaknya cukup lama untuk menyaksikan yang kalian lakukan".
"Apa yang kami lakukan? Kau salah paham" hyemi mencoba menjelaskan namu taecyeon terlanjur menggangap hyemi lebih memilih khun dari pada dirinya.
"Aku datang ingin memberikan ini" taecyeon membawakan serangkai bunga untuk hyemi, kemudian dia segera menjauh dari hyemi tapi Hyemi langsung memeluknya dan berkata.

"Maafkan aku khun aku mengecewakanmu, aku mencintai taecyeon benar benar mencintainya"
"Mworago??" Taecyeon bingung tidak mengerti.
"Itu yang kami lakukan tadi, apa kau mendengarnya?" Tanya hyemi.
Taecyeon menatap mata hyemi, sesaat pandangan nya berubah.
"Jeongmalyo..???"
"Na jeongmalyo taecyeonah~"
Taecyeon sontak memeluk hyemi senang namun seketika ia melepaskannya dan kembali bertanya.
"Kau kenapa memilih ku?, nickhun jauh lebih tamapan?" taec penasaran.
"Nan saranghaeyo" kata hyemi.
"Neo waeyo saranghae?"
"Moreugesso (gak tahu)"
"Neo waeyo Moreugessoyo? kenapa bisa bilang mencintaiku padahal kau tak tahu alasannya" Taec terilat kesal.

Hyemi menggapai kedua tangan taecyeon ia menyoba meyakin kan taecyeon.
"taecyeon~ah aku menyukai nichkhun, dia tampan dan pintar, tapi ternyata aku salah bahwa itu bukanlah perasaan cinta melainkan rasa kagum. Karena cinta sebenarnya adalah tulus tanpa alasan apapun, itu yang kurasakan padamu. Sampai kapanpun jika kau bertanya apa alasannku mencintaimu neaga daedab eobsseoyo ( saya tidak bisa menjawabnya)"
Tanpa bicara apapun taecyeon memeluk hyemi erat, hyemipun membalas pelukanya dan tersenyum lega.


-Cafe-
Chansung menjemput chieun yang telah menunggunya sabar di depan cafe.
Mereka pulang menuju rumah chieun, sepanjang perjalanan pulang ternyata chansung telah mempersiapkan lagu lagu romantis yang ia putar di dalam mobilnya, chieun yang lugu tidak begitu peka terhadap lagu lagu yang berisikan pernyataan peryataan cinta itu.. chansung mulai sedikit bingung, ia kemudian mencoba menyanyikan setiap lirik yang berbunyi saranghaeyo ia langsung bernyanyi dengan sangat keras, ia berharap chieun mengerti maksudnya. chieun hanya tertawa melihat tingkah chansung.
"chansungah suaramu fales"
"ahh mianhae" chansung menggaruk garuk kepalanya malu.

Namun saat liriknya berbunyi nado saranghaeyo chieun pun bernayanyi sambil melihat kearah chansung, suaranya yang merdu menggagetkan chansung.
"wahh suaramu merdu sekali ternyata," kata chansung.
"aku tidak bernyanyi, aku menjawab pertanyanmu tadi" kata chieun.
chansung sadar ternyata chieun dari tadi mengerti apa maksudnya.
"mianhae chieunssi aku tidak terlalu romantis, aku bingung bagaimana cara menyampaikan perasaanku pada seorang wanita." chansung tersenyum.
"aniyo, ini lebih dari romantis chansungah.. chuayo" ucap chieun tersenyum.


-Rumah-
Chieun pulang dengan wajah berbinar binar bahkan ia sampai mengabaikan dongmi yang ada di meja makan.
chieun menuju kamarnya dan hanya menjentikan matanya pada youngsun yang lewat di depannya.

''haghh Mwoya" youngsung binggung.
"kenapa dengan dia, dia bahkan tidak tahu aku berada disini." kata dongmi.
youngsun hanya mengelengkan kepalanya sambil menyengir.
"kenapa hari ini banyak sekali orang aneh, tadi hyemi sekarang chieun. Apa kau juga??"
"memangnya aku kenapa?" youngsung tak terima, dan kembali bicara.
"eonni yang aneh, ada orang yang benar benar suka padamu tapi kau mengabaikanya."
"yahh kenapa kau tiba tiba bicara begitu?" dongmi bertanya.
"youngsungah sedang apa? bagaimana keadaan rumah, apa kalian baik? apa dongmi eoni sudah makan?.. dia selalu mengirimkan pesan ini hanya unuk memastikan kondisi kita" youngsun membacakan pesan di ponselnya.
"Nugu??" dongmi bertanya.
"siapa lagi, tentu saja wooyoung oppa, apa ada lagi yang akan melakukannya" sejenak dongmi pun diam namun youngsun terus saja bicara.
"eonni memangnya kenapa dengan wooyoung oppa, kenapa kau tidak mau padanya? dia baik baik sekali malah"
"kenapa kau bicara terus youngsunah~" dongmi pun berlalu meninggalkan youngsun.
"yahh eonni jangan marah, aku hanya ingin wooyoung oppa menjadi kakak iparku.. aigooo junhoo ya~"

                                                                                  ****


Kesokan paginya karena hari minggu tidak ada yang bangun lebih awal dirumah, namun dongmi malah terlihat di daper ia sedang berkemas bahan bahan makanan. dan segera pergi keluar menggunakan mobilnya. Ia melaju dan berhenti disebuah apartement. Ternyata pintu apartement itu terkunci, dongmi mengehla nafas panjang bagaimana agar ia dapat menemukan kode kunci apartement itu.

"baiklah aku tidak yakin, tapi jika kau benar ia menyukaiku harusnya ini benar" ucap dongmi dalam hati sambil memasukan tanggal kelahirannya ke mesin kode di pintu apartement itu. Dan ternyata tepat sekali pintu nya terbuka.
"Jang wooyoung aku benar benar tidak menyangkanya" ucap dongmi tersenyum senang.
Kemudian perlahan ia masuk mengendap endap kedalam apartement itu dan..
"Arrggghhhhhhhhh~~~~~" dongmi berteriak mendapati wooyoung tengah tidur dengan selimut yang berantakan ia bertelanjang dada dan hanya menggunakan boxer saja. sontak wooyoung terbangun mendengar teriakan dongmi dan dia jauh lebih kaget melihat dongmi ada di depannya dan justru berteriak lebih keras dari dongmi.
"ArrrrgggHHHHHhhhhhHHHh~~~~, apa yang kau lakukan disini" kata wooyoung bangun dan segera menutupi badannya dengan selimut.
"Kenapa Tidur tidak memakai baju hagh?? cepat pakai bajumu" dongmi berteriak membelakangi wooyoung. wooyoung segera ke kamar madi memakai bajunya. dongmi yang tadinya mau memberikan sarapan secara diam diam ke wooyoung akhirnya gagal.
"yak kenapa kau kesini?" tanya wooyoung
"sudahlah, jangan banyak bertanya sekarang cepat bantu aku kita masak bersama."  kata dongmi.

Mereka pun mulai masak bersama, wooyoung sedikit risih melihat dongmi yang bingung mencari cari letak perlengakapan masak wooyoung, dia terus mengerutu kenapa wooyoung tidak menyusunnya rapi, dan bla bla membuat wooyoung pusing mendengarnya.
"aghh sudah kau duduklah disini biar aku yang masak, merepotkan saja"
wooyoung meminta dongmi diam dan hanya memperhatikannya. dongmi tertawa melihat wooyoungyang kesal padanya, wooyoung memasak sedang dongmi berjalan jalan di seputar ruangan, dongmi tidak menemukan satupun gambar wanita lain di ruangan ini selain gambarnya dan wooyoung, itupun foto saat mereka wisuda. Dongmi tersenyum manis menatap foto itu.
"dongmiah~ ppalie mogo" teriak wooyoung yang sudah merapikan semuanya.
"wahh" dongmi berdecak kagum melihat hasil masakn wooyoung,dalam hatinya ia berkata tidak salah youngsun menyukai wooyoung. Merekapun makan bersama, sambil bercakap cakap.
"ngomong ngomong bagaimana kau bisa masuk kesini" tanya wooyoung
"hmmm kata nya kau menyukaiku, bagaiman aku bisa tidak tahu" dongmi menatap wooyoung.
"aghhh " wooyoung kembali makan
"wooyoungah kau benar benar menyukaiku? "
"kau mau bukti apalagi? lalu bagaimana jawabanmu?"
ternyata semalam sepulang dari bertemu klien wooyoung sudah menyatakan kembali perasaanya ke dongmi namun belum dijawab, dongmi juga berfikir semalaman mengingat youngsun juga berkata bahwa wooyoung itu yang pantas bersamanya. Dan akhirnya pagi ini dongmi akan menjawabnya.

"mana ada orang yang tidak menyukai seseorang datang ke apartement nya pagi pagi membawakannya makanan" dongmi bicara.
"jadi kau menerimaku?? jinjaa??" wooyoung menegaskan.
dongmi hanya mengganguk tersenyum.

                                                              *****

3 bulan kemudian

-coffee shope-

"Jagiya ppalie " teriak chieun memangil chansung yang tengah membawa nampan berisikan beberapa cangkir kopi.
"Arasseoo, " chansung bergegas menghampiri meja tersebut.
Kemudian mereka semua segera berebut mengambil cangkir masing masing. Hyemi bersama taecyeon, chieun bersama chansung, dongmi bersama wooyoung mereka duduk di sebuah meja panjang. Sedang youngsun tak berhenti mengerutu dan menatap jamnya.
"Aigoo~ kenapa dia selalu telat sih" ucap youngsun kesal dan tiba tiba junho berteriak.
"Wasseooo, aku datang maaf membuat menunggu" junho meminta maaf ke semua orang terlebih lagi youngsun yang menekuk mukanya.
"Yakk jangan begitu tadi aku membelikan ini" junho mengeluarkan gelang couple yang lucu sekali untuknya dan youngsun, karena dia tahu youngsung maniak dengan barang barang couple.
"Ahh kyeoopp kenapa bagus sekali junho, aku suka warnanya, gomawoyoo" youngsun terlihat senang dan lupa akan junho yang sudah telat.
"Oke baiklah karena semua sudah berkumpul kami ingin mengumumkan seseuatu, kami akan segera menikah" ucap wooyoung dan dongmi pun tersenyum.
"Jinjaa??" Semua orang kaget sekaligus senang akan pengumuman ini.
"Kami akan melaksanakannya satu minggu lagi, hanya untuk kita berempat. Resepsinya akan menyusul nanti" wooyoung meneruskan.
"Jadi ini semacap private wedding, kita akan menginap 3hari 4malam di pulau jeju, kita akan bersenang senang disana" tambah dongmi.
"Yeeaahhhhh" junho dan youngsun yang paling berteriak semangat.
"Aghh senang sekali rasanya akhirnya kita telah menemukan cinta kita masing masing" ucap chieun tersenyum.

"Yaa Cinta mungkin hanya tersesat sementara,dia bingung mencari jalan kehati siapa ia akan pulang" ucap hyemi melirik taecyeon dan membuat semua tersenyum.

"Benar, Cinta bukannya tidak ada, hanya kita saja yang terkadang kurang peka dengan keberadaannya" tambah dongmi yang melirik ke arah wooyoung.

"Cinta bukan pergi menjauh, dia hanya sedikit tidak tepat waktu saat kembali" chieun menatap chansung.

"Ahhh' youngsun bingung mau bicara apa semua mata menatap padanya kecuali junho.
"Ahh Cinta mungkin lupa membawa jam tangan, makanya dia datang agak terlambat" ucap youngsun melirik junho dan membuat mereka semua tertawa,.

"Youngsunah~" suzy berteriak muncul didepan mereka semua.
"oh suzyah.. dengan siapa kau?" tanya youngsun.
"oppa~.." Suzy memanggil seorang namja yang berjalan kearahnya denga 2cangkir coffee ditangannya, suzy merangkul mesra tangan namja itu.
"Nae namja chingu" kata suzy membuat semuanya kaget.
"Nichkhunssi.." teriak hyemi..
"wahh chukkae suzyah.. finallyyyy" kata youngsun semangat, dia sudah tau dari dulu suzy menyukai nichkhun.
"ayok bergabung dengan kita disini" ajak dongmi.

Mereka pun duduk di meja bersama, bercerita tertawa tanpa beban satu sama lain, wajah penuh keceriaan suasana yang hangat di sore itu mengakhiri kisah pencarian cinta mereka.


-THE END-




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa jika kucing hilang

Hi.. Kali ini dengan penunuh semangat bercerita.Ngga kayak kemaren yang menderu penuh air mata. Aku mau sharing tentang pengalaman spiritual ku dengan sang pencipta nih.  Dua hari yang lalu aku cerita kalo Brondie kucing ku hilang, oopss dibuang tepatnya. Soalnya dia kena scabies. Karena binggung terus orang rumah juga udah ada yang ketuleran jadinya mama bilang buang aja. Untuk mencegah dia gak balik lagi aku buang dia jauh menyebrangi sungai (BKT). Jaraknya dari rumah aku itu kira-kira 2KM lah. Waktu itu juga abis subuh jadi masih gelap. Pas dibuang kita pulang ke arah Barat, dan sempet liat Brondie muter ke Timur, jadi kita saling lawan arah. Sampe di rumah ada perasaan nyesel banget. Kepikiran dia yang manja banget itu harus berada di luaran dengan penyakit gatel-gatel itu. Gak kebayang tar mukanya luka-luka dimana-mana. Alhasil aku cuma bisa nangis sejadi-jadinya. Seharian udah lebih dari ditinggal mati suami aja LOL.  Mama sama abang kesian jadi beliin gantinya yan

Don't Remove Your Past

Masa Lalu itu untuk di kenang bukan di binasakan. Sekalipun itu memalukan, menyesatkan karna seburuk-buruknya masa lalu, kita gak bisa pungkiri mereka adalah bagian sejarah dalam hidup kita. Bahwa kita pernah mengalami jatuh bangun, sejarah mencatat semuanya dan membungkus dalam kotak bernama memori. Tempatkan mereka di hati sebagai reminder kita dalam melangkah kedepan. Yang baik jadikanlah kenangan indah, yang buruk jadikanlah pelajaran berharga. Seorang teman bicara, "Del, gue mampir ke blog lo dan tanpa sengaja keasikan baca yang lama-lama. Kenapa gak dihapus aja?. Lo gak takut kalau kebaca temen-temen baru?" Hmmmm masa lalu kan bukan tato yang ketika berhijrah kita harus hapus itu tato. Lagian selama kenangan-kenangan pahit bukan lah aib, selama itu juga aku tidak merasa terganggu bila di publish.  Perihal teman baru, biarlah...... Aku tidak perduli dengan penilaian orang. Karena aku hidup bukan sekedar untuk membuat orang lain terkesan. Dengan membagi kis

Doa Untuk Yang Sedang Terlilit Hutang

Assalamualaikum readers semua.. Kalau sudah sampai pada postingan ini artinya temen-temen semua lagi ada dalam masalah hutang piutang pastinya. Gak apa temen-temen sekalian, tidak usah malu jika punya hutang. Malu lah jika tidak bisa membayar hutang. Karena dalam islam, perkara hutang ini bukan perkara kecil. Pada saat manusia telah meninggal, hutang adalah perkara pertama yang di munculkan. "Jika ada hutang-piutang silahkan hubungi keluarga ybs" kalimat itu kerap kita dengar saat yang punya hutang telah meninggal.Itu sebab hutang bukan lah perkara ringan. Saya mau berbagi pengalaman mengenai hutang semoga bisa menjadi manfaat bagi teman semua. Dahulu sekitar April 2016 saya pernah terlilit hutang (kreditan) dalam kasus ini, saya adalah pihak yang didzalimi. Seseorang (Si Pulan) telah berhutang atas nama saya pada perusahaan leassing. Pada saat itu saya hanya bisa berpositif saja dan 100% sungguh sungguh niat hanya ingin membantu si pulan. Bulan pertama, bulan kedua