Masa Lalu itu untuk di kenang bukan di binasakan. Sekalipun itu memalukan, menyesatkan karna seburuk-buruknya masa lalu, kita gak bisa pungkiri mereka adalah bagian sejarah dalam hidup kita. Bahwa kita pernah mengalami jatuh bangun, sejarah mencatat semuanya dan membungkus dalam kotak bernama memori. Tempatkan mereka di hati sebagai reminder kita dalam melangkah kedepan. Yang baik jadikanlah kenangan indah, yang buruk jadikanlah pelajaran berharga. Seorang teman bicara, "Del, gue mampir ke blog lo dan tanpa sengaja keasikan baca yang lama-lama. Kenapa gak dihapus aja?. Lo gak takut kalau kebaca temen-temen baru?" Hmmmm masa lalu kan bukan tato yang ketika berhijrah kita harus hapus itu tato. Lagian selama kenangan-kenangan pahit bukan lah aib, selama itu juga aku tidak merasa terganggu bila di publish. Perihal teman baru, biarlah...... Aku tidak perduli dengan penilaian orang. Karena aku hidup bukan sekedar untuk membuat orang lain terkesan. Dengan membagi kis
Suddenly
Cast: Nichkhun
[Seperti judulnya yang tiba tiba saja membawa saya menulisnya dan tampa sadar seperti sequel dari SF sebelumnya "100th day anniversary"]
Malam yang dingin menemani langkahku sepanjang jalan yang dipenuhi keramaian orang orang. Entah kenapa aku merasa berjalan di sebuah lorong yang sepi. Hanya ada aku dijalan itu. Aku tak bisa merasakan kebahagian mereka. Tidak tidak untuk hatiku. Angin malam itu sungguh menusuk hatiku, hatiku yang sudah dingin, mungkin aku rasa sebentar lagi hati ini akan membeku. Kupercepat langkahku menuju rumahku.
Kudapati Rumah yang tak seramai dulu, saat dia masih sering mengunjungiku. Ah.. Apa yang aku pikirkan. Aku langkahkan kakiku ke dalam rumah itu. Kunyalakan lampu dan mendadak tatapan itu tertuju pada meja makan. Tempat dimana dia biasa menungguku dengan masakan favoritku, menantiku dengan senyumannya. Senyuman yang selalu bisa menghapus rasa lelah dihatiku, senyuman yang selalu membuatku bahagia setiap hari. Aku hanya bisa tersenyum kecut saat semuanya tak lagi dihadapan ku. Namun perut lapar ini harus segera diisi walau hanya dengan semangkuk ramyun.
Kunyalakan api kompor rumahku dan mulai menghangatkan air, dan hendak membuka cup ramnyun.
"Khun~ah.. Jangan makan ramyun terus, kau harus makan nasi ingat ya"
Tanganku terhenti ketika mengingatnya yang selalu berkata demikian. Perhatiannya padaku masih begitu jelas ditelingaku.
"Ssssszzzzzsssss"
Suara air mendidih memecahkan lamunanku. Dia tidak disini dia tidak bersamaku lagi, aku tak perduli dan mulai menyantap makan malam ku.
Apa ini?? Apa ramyun ini sudah basi? Apa aku lupa memasukan bumbunya? Kenapa rasanya begitu hambar? Sehambar hatiku dimalam ini.
"Khun~ah kenapa selalu lupa menutup jendela. Bagaimana jika aku lupa mengingatkannya? Kau bisa mati kedinginan"
Suara itu suara itu lagi lagi memalingkan padangannku. Menatap jendela yang terbuka. Tapi dia tak disana, tak berada disana untuk sekedar menutup jendela itu seperti biasanya. Ada apa denganku apa yang aku fikirkan kenapa dia tiba tiba muncul di fikiranku. Semuanya semua tentang dirinya.
Perlahan kulangkahkan kakiku menuju jendela itu. Kulayangkan pandangan ku jauh keluar jendela.
Ku tatap awan gelap diatas sana tak kutemukan bintang malam ini, kenapa hanya ada wajahmu disana. Dan membuatku yiba tiba kembali mengingatmu.
Mundeuk ni eolguri tteoollasseo
Tiba-tiba, wajahmu muncul dalam pikiranku
(Mundeuk ni moseubi saenggaknaseo)
Tiba-tiba, aku memikirkanmu
(Nan tto gaseum giphi mudeodun)
Dari hatiku sekali lagi
(Chueokdeureul kkeo naeeo bogonhae)
Jadi aku mengeluarkan kenangan yang terpendam
(Waenji oneul bameneun)
Entah mengapa, malam ini
(Niga itdeon geu gose naega seoisseul geotman gatha)
Rasanya seperti aku akan berdiri dimana kamu berada
(Hamkke haetdeon uri yaksokdeul)
Janji yang kita buat bersama
(Ajikdo neomu seomyeonghande)
Masih sangat jelas bagiku
Kau bilang akan selalu bersamaku saat ditempat itu. Tapi apa.. dimana kau sekarang? Aku seperti orang gila memikirkanmu. Aku bahkan membenci diriku sendiri yang hanya bisa memikirkanmu tanpa melupakanmu. Aku selalu berusaha melupakanmu tapi hatiku tak sependapat denganku.
(Na wae ireohke neol ijji mothae)
Mengapa aku tidak bisa melupakanmu?
(Babo gathi aphaman haneunde)
Aku tersakiti seperti orang bodoh
(Nae gaseumeun wae nae mareul deutji anha)
Mengapa hatiku tidak mau mendengar aku?
(Itgo tto ijeuryeogo eokjiuseum jyeobwado)
Aku mencoba melupakan dan melupakan dan memaksa diriku untuk tertawa
(Na wae ireohke neol ijji mothae)
Mengapa aku tidak bisa melupakanmu?
(Aphaya haneunde)
Mengapa aku harus sakit seperti orang bodoh?
(Anya amumaldo anya geunyang geunyang)
Bukan apa-apa, bukan apa-apa
(Na honja tto irae mianhae)
Maafkan aku karena menjadi seperti ini
Maafkan aku yang tampak seperti orang bodoh, 2 Minggu berlalu tapi aku masih saja seperti ini. Aku tak bisa menjadi kuat seperti yang kau inginkan. Maaf kan aku.. Maafkan aku..
(Amureohjido anha)
Apakah kamu baik-baik saja?
(Nareul tteona beorigoseo)
Setelah kamu pergi meninggalkanku?
Hanya kata kata itu yang selalu ada di kepalaku setelah bayanganmu dan wajahmu aku harap kau benar benar bahagia disana, seperti yang kau katakan.
(Geurae geurae neol jiulke)
Baiklah aku akan menghapusmu
(Nae gaseumi neol jakki chajado)
Meskipun hatiku terus mencarimu
(Ije meolli doraseon neoreul chajji malgi)
Sekarang aku seharusnya tidak mencarimu, yang telah pergi jauh
(I maeumi muneojyeo naeryeodo haengbokhagil)
Meskipun hatiku hancur dan jatuh, aku berharap kamu bahagia
(Hoksi nae gaseumi neoreul chaja)
Meskipun hatiku pernah mencarimu
(Dasi neol bulleo naedo naui sarangi)
Dan memanggil namamu, cintaku
Aku akan benar benar mengakhirinya malam ini, Hatiku yang benar benar telah dingin, tak kurasakan lagi ketika angin malam ini menyambar tubuhku. Aku takut jika haiku benar benar sudah membeku dan mati rasa. Wajah itu seakan tersenyum padaku dari jauh sana.. Apa kau benar benar bahagia? aku sudah tak mau memikirnya lagi. Aku akan mulai menata hidupku kembali, Maafkan aku telah menjadi seperti ini, kau pasti tak menyukainya. Jika kau Bahagia disana aku akan merasa bahagia dan kelak aku harap juga akan mendapatkan kebahagian yang sama.
d'La ^^v
Cast: Nichkhun
[Seperti judulnya yang tiba tiba saja membawa saya menulisnya dan tampa sadar seperti sequel dari SF sebelumnya "100th day anniversary"]
Malam yang dingin menemani langkahku sepanjang jalan yang dipenuhi keramaian orang orang. Entah kenapa aku merasa berjalan di sebuah lorong yang sepi. Hanya ada aku dijalan itu. Aku tak bisa merasakan kebahagian mereka. Tidak tidak untuk hatiku. Angin malam itu sungguh menusuk hatiku, hatiku yang sudah dingin, mungkin aku rasa sebentar lagi hati ini akan membeku. Kupercepat langkahku menuju rumahku.
Kudapati Rumah yang tak seramai dulu, saat dia masih sering mengunjungiku. Ah.. Apa yang aku pikirkan. Aku langkahkan kakiku ke dalam rumah itu. Kunyalakan lampu dan mendadak tatapan itu tertuju pada meja makan. Tempat dimana dia biasa menungguku dengan masakan favoritku, menantiku dengan senyumannya. Senyuman yang selalu bisa menghapus rasa lelah dihatiku, senyuman yang selalu membuatku bahagia setiap hari. Aku hanya bisa tersenyum kecut saat semuanya tak lagi dihadapan ku. Namun perut lapar ini harus segera diisi walau hanya dengan semangkuk ramyun.
Kunyalakan api kompor rumahku dan mulai menghangatkan air, dan hendak membuka cup ramnyun.
"Khun~ah.. Jangan makan ramyun terus, kau harus makan nasi ingat ya"
Tanganku terhenti ketika mengingatnya yang selalu berkata demikian. Perhatiannya padaku masih begitu jelas ditelingaku.
"Ssssszzzzzsssss"
Suara air mendidih memecahkan lamunanku. Dia tidak disini dia tidak bersamaku lagi, aku tak perduli dan mulai menyantap makan malam ku.
Apa ini?? Apa ramyun ini sudah basi? Apa aku lupa memasukan bumbunya? Kenapa rasanya begitu hambar? Sehambar hatiku dimalam ini.
"Khun~ah kenapa selalu lupa menutup jendela. Bagaimana jika aku lupa mengingatkannya? Kau bisa mati kedinginan"
Suara itu suara itu lagi lagi memalingkan padangannku. Menatap jendela yang terbuka. Tapi dia tak disana, tak berada disana untuk sekedar menutup jendela itu seperti biasanya. Ada apa denganku apa yang aku fikirkan kenapa dia tiba tiba muncul di fikiranku. Semuanya semua tentang dirinya.
Perlahan kulangkahkan kakiku menuju jendela itu. Kulayangkan pandangan ku jauh keluar jendela.
Ku tatap awan gelap diatas sana tak kutemukan bintang malam ini, kenapa hanya ada wajahmu disana. Dan membuatku yiba tiba kembali mengingatmu.
Mundeuk ni eolguri tteoollasseo
Tiba-tiba, wajahmu muncul dalam pikiranku
(Mundeuk ni moseubi saenggaknaseo)
Tiba-tiba, aku memikirkanmu
(Nan tto gaseum giphi mudeodun)
Dari hatiku sekali lagi
(Chueokdeureul kkeo naeeo bogonhae)
Jadi aku mengeluarkan kenangan yang terpendam
(Waenji oneul bameneun)
Entah mengapa, malam ini
(Niga itdeon geu gose naega seoisseul geotman gatha)
Rasanya seperti aku akan berdiri dimana kamu berada
(Hamkke haetdeon uri yaksokdeul)
Janji yang kita buat bersama
(Ajikdo neomu seomyeonghande)
Masih sangat jelas bagiku
Kau bilang akan selalu bersamaku saat ditempat itu. Tapi apa.. dimana kau sekarang? Aku seperti orang gila memikirkanmu. Aku bahkan membenci diriku sendiri yang hanya bisa memikirkanmu tanpa melupakanmu. Aku selalu berusaha melupakanmu tapi hatiku tak sependapat denganku.
(Na wae ireohke neol ijji mothae)
Mengapa aku tidak bisa melupakanmu?
(Babo gathi aphaman haneunde)
Aku tersakiti seperti orang bodoh
(Nae gaseumeun wae nae mareul deutji anha)
Mengapa hatiku tidak mau mendengar aku?
(Itgo tto ijeuryeogo eokjiuseum jyeobwado)
Aku mencoba melupakan dan melupakan dan memaksa diriku untuk tertawa
(Na wae ireohke neol ijji mothae)
Mengapa aku tidak bisa melupakanmu?
(Aphaya haneunde)
Mengapa aku harus sakit seperti orang bodoh?
(Anya amumaldo anya geunyang geunyang)
Bukan apa-apa, bukan apa-apa
(Na honja tto irae mianhae)
Maafkan aku karena menjadi seperti ini
Maafkan aku yang tampak seperti orang bodoh, 2 Minggu berlalu tapi aku masih saja seperti ini. Aku tak bisa menjadi kuat seperti yang kau inginkan. Maaf kan aku.. Maafkan aku..
(Amureohjido anha)
Apakah kamu baik-baik saja?
(Nareul tteona beorigoseo)
Setelah kamu pergi meninggalkanku?
Hanya kata kata itu yang selalu ada di kepalaku setelah bayanganmu dan wajahmu aku harap kau benar benar bahagia disana, seperti yang kau katakan.
(Geurae geurae neol jiulke)
Baiklah aku akan menghapusmu
(Nae gaseumi neol jakki chajado)
Meskipun hatiku terus mencarimu
(Ije meolli doraseon neoreul chajji malgi)
Sekarang aku seharusnya tidak mencarimu, yang telah pergi jauh
(I maeumi muneojyeo naeryeodo haengbokhagil)
Meskipun hatiku hancur dan jatuh, aku berharap kamu bahagia
(Hoksi nae gaseumi neoreul chaja)
Meskipun hatiku pernah mencarimu
(Dasi neol bulleo naedo naui sarangi)
Dan memanggil namamu, cintaku
Aku akan benar benar mengakhirinya malam ini, Hatiku yang benar benar telah dingin, tak kurasakan lagi ketika angin malam ini menyambar tubuhku. Aku takut jika haiku benar benar sudah membeku dan mati rasa. Wajah itu seakan tersenyum padaku dari jauh sana.. Apa kau benar benar bahagia? aku sudah tak mau memikirnya lagi. Aku akan mulai menata hidupku kembali, Maafkan aku telah menjadi seperti ini, kau pasti tak menyukainya. Jika kau Bahagia disana aku akan merasa bahagia dan kelak aku harap juga akan mendapatkan kebahagian yang sama.
d'La ^^v
yang ini tumben bukan park family
BalasHapus