Masa Lalu itu untuk di kenang bukan di binasakan. Sekalipun itu memalukan, menyesatkan karna seburuk-buruknya masa lalu, kita gak bisa pungkiri mereka adalah bagian sejarah dalam hidup kita. Bahwa kita pernah mengalami jatuh bangun, sejarah mencatat semuanya dan membungkus dalam kotak bernama memori. Tempatkan mereka di hati sebagai reminder kita dalam melangkah kedepan. Yang baik jadikanlah kenangan indah, yang buruk jadikanlah pelajaran berharga. Seorang teman bicara, "Del, gue mampir ke blog lo dan tanpa sengaja keasikan baca yang lama-lama. Kenapa gak dihapus aja?. Lo gak takut kalau kebaca temen-temen baru?" Hmmmm masa lalu kan bukan tato yang ketika berhijrah kita harus hapus itu tato. Lagian selama kenangan-kenangan pahit bukan lah aib, selama itu juga aku tidak merasa terganggu bila di publish. Perihal teman baru, biarlah...... Aku tidak perduli dengan penilaian orang. Karena aku hidup bukan sekedar untuk membuat orang lain terkesan. Dengan membagi kis
PERAN SERTA MAHASISWA DALAM INTERNALISASI DAN AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA Pusat Pengembangan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (PPMK) UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA Semarang, 19 September 2011 AKTUALISASI Pancasila dapat dibedakan atas dua hal: aktualisasi obyektif dan subyektif. Aktualisasi obyektif ditujukan pada kelembagaan negara, legislatif, eksekutif dan yudikatif. Materi aktualisasinya dikenakan pada bidang-bidang politik, ekonomi, dan hukum, terutama penjabarannya dalam undang-undang, haluan negara, pemerintahan, pertahanan keamanan, pendidikan, sosial budaya, dan bidang-bidang lainnya1. Aktualisasi subyektif adalah internalisasi nilai-nilai Pancasila menjadi perilaku setiap individu dalam aspek moral kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Aktualisasi subyektif ditujukan bagi warganegara biasa dan aparat penyelenggara negara, terutama kalangan elite politik, dimana dalam kegiatan politiknya perlu mawas diri agar memiliki ra